Selasa, 13 November 2018

realita pendidikan dinegri ku


Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam kehidupan seseorang, karena tanpa pendidikan sulit bagi seseorang untuk mengikuti perkembangan jaman yang begitu pesat.

Sejak reformasi bergulir hingga saat ini, pendidikan di Indonesia bukan mengalami kemajuan akan tetapi kemunduran 10-15 tahun kebelakang. Anak-anak sekarang banyak yang tidak tahu nama pahlawan, nama provinsi, hari-hari nasional, nama sungai yang ada di Indonesia dll, yang membuat kita tidak mengerti sebenarnya apa yang di pelajari mereka di sekolah.

Kenakalan remaja 10-15 tahun lalu adalah kenakalan anak sekolah yang lumrah, tapi sekarang sudah menjadi sebuah kenakalan kriminal .
Betapa mengusik hati  apa yang terjadi dengan pendidikan di bumi pertiwi ini. Kiprah pendidikan dengan tujuan memanusiakan manusia tak ubahnya seperti menunjuk bulan dengan jari hingga menjadi ironi. Sudah mejadi rahasia umum bahwa manusia-manusia hasil rakayasa pendidikan Indonesia tidak jarang selalu unggul dalam hal mencetak manusia yang koruptif, manusia yang manipulatif, praktek penyalahgunaan jabatan, tindak kejahatan, kriminalitas, pencabulan anak, geng motor menjadi langganan dikehidupan masyarakat. 

Selain rusaknya moral para pelajar kita, saat ini para pendidik/guru juga sudah tidak perduli lagi dengan mutu dan kualitas hasil didikan mereka. Saat ini para pendidik sudah berorientasi pada komersialisasi pendidikan sebab menurut mereka sudah bukan jaman-nya lagi seperti Oemar Bakri. Pendidikan sekarang makin lama semakin mahal yang punya dana lebih maka akan dapat pendidikan yang layak.
Seperti halnya dibentuknya sekolah unggulan.
disana kebanyakan mereka yang memiliki ekonomi diatas rata-rata.
murid yang berasal dari kalangan menengah ataupun ekonomi lemah mustahil masuk kesekolah tersebut.karana mengingat juga uang sekolah ditempat itu bukan lah murah.

Disini pemerintah harus sudah bisa bertindak lebih adil lagi.
Mengapa saya katakan demikian???
Karena sekolah unggulan hanya akan membuat perbedaan di sesama murid yang dimana nantinya mereka yang pintar tidak akan pernah mau berteman dengan mereka yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata.

Lalu bagaimanakah mengembalikan pendidikan di negri ini?Siapakah yang mestinya berperan dalam kemajuan pendidikan?    Bagaimana seharusnya tindakan pemerintah dalam perbaikan sistem pendidikan yang dianggap tidak layak  untuk diterapkan dalam dunia pendidikan?.                                                                                                  Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya sudah ada di benak kita semua dari dulu, namun kepedulian  masih kurang melekat dalam diri kita. 
Jika kita amati negara-negara maju seperti Finlandia misalnya,                                                                        sekolah-sekolah disana memiliki staf pengajar yang wajib lulusan Top Ten di kampusnya sehingga mereka  mampu memberikan yang terbaik untuk anak didik mereka. berbeda dengan di Indonesia, jika saya amati,  staf pengajar di Indonesia kebanyakan berasal dari lulusan yang tidak jelas, hanya untuk mencari pekerjaan  belaka, belum mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik sehinnga anak didik menjadi   Malas-malasan dan tidak terkontrol.
Selain itu, sistem pendidikan kita juga masih banyak kekurangan terutama UN.       Menurut saya, UN itu hanya  buang-buang waktu,tenaga, dan financial.   Mengapa? begini, penerapan UN dilaksanakan diseluruh pelosok Indonesia tanpa terkecuali.  Nah, bagaimana dengan sekolahsekolah yang  bisa dibilang mutu pendidikannya kurang, staf pengajar kurang,                     bahkan infrastruktur  sekolah  sangat kurang dan harus mengejar standard UN yang lumayan tinggi? inikan namanya membodohkan  generasi muda. Mau gak mau mereka harus mencari jalan pintas dengan membeli jawaban.

sistem pendidikan kita juga memaksa anak untuk belajar yang dimana mata pelajaran tersebut bukan merupakan Passion dari anak tersebut. Di Jepang, jika anak tersebut ahli dalam satu bidang maka ia  hanya difokuskan dalam bidang itu saja. sebagai contoh, Si A memiliki kemampuan yang baik dalam mata pelajaran matematika dan lemah pada mata pelajaran yang lain, maka sekolah itu akan  memfokuskan si A untuk lebih mendalami pelajaran matematika sampai di sekolah tingkat atas  sehingga si a ahli dalam bidang matematika. Nah, di Indonesia orang tua dan staf pengajar  memaksakan anak- anak mereka untuk menggeluti bidang yang merupakan bukan passion dari anak tersebut sehingga mereka gampang depresi dan pesimis oleh karena kesalahan sistem yang diterapkan oleh  pemerintah dianggap benar.

Jadi,mulai saat ini kita harus ubah pola pikir kita, harus ubah sudut pandang kita terhadap dunia pendidikan yang  seharusnya dapat  mengubah kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan jadikan pendidikan sebagai media ekonomi yang digunakan untuk kepentingan individualis. Jadikan pendidikan untuk kemajuan bangsa dalam kehidupan bernegara baik secara nasional maupun  dunia.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar