A.SALURAN UDARA
TEGANGAN TINGGI ( SUUT)
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah sarana di atas
tanah untuk menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit ke Gardu
Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya yang terdiri dari kawat/konduktor
yang direntangkan antara tiang – tiang melalui isolator – isolator dengan
sistem tegangan tinggi (30 KV, 70 KV, dan 150 KV).
B.ISOLATOR
Isolator
jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang kawat penghantar
jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan untuk memisahkan secara
elektris dua buah kawat atau lebih agar tidak terjadi kebocoran arus (leakage
current) atau loncatan bunga api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada sistem jaringan tenaga listrik.
Fungsi utama isloator adalah :
1. Untuk
penyekat / mengisolasi penghantar dengan tanah dan antara penghantar dengan
penghantar. 2. Untuk memikul beban
mekanis yang disebabkan oleh berat penghantar dan / atau gaya tarik penghantar.
3. Untuk menjaga agar jarak antar penghantar
tetap (tidak berubah).
Bahan-Bahan isolator
Pemakaian
bahan isolasi ini diharapkan seekonomis mungkin tanpa mengurangi kemampuannya
sebagai isolator. Sebab makin berat dan besar ukuran isolator tersebut akan
mempengaruhi beban penyangga pada sebuah tiang listrik.
Bahan-bahan
isolasi yang dipakai untuk isolator jaringan kebanyakan terbuat dari bahan
padat, seperti bahan porselin, gelas, mika, ebonit, keramik, parafin, kuarts,
dan veld spaat.
Isolator
yang digunakan pada SUTT adalah dari bahan porselen atau gelas dan
berfungsi sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat penghantar dengan
tiang.
Keuntungan dan
kelemahan
pada isolator
1.Isolator Porselin
a.Isolator porselin
memiliki sifat tidak menghantar (non conducting) listrik yang tinggi, dan
memiliki kekuatan mekanis yang besar. Ia dapat menahan beban yang menekan serta
tahan akan perubahan-perubahan suhu
b.kualitas isolator porselin ini lebih
tinggi dan tegangan tembusnya (voltage gradient) lebih besar maka banyak disukai
pemakaiannya untuk jaringan
c.Dapat dipakai dalam ruangan yang
lembab maupun di udara terbuka.
Kelemahannya:
a.
Ukuran isolator porselin ini tidak dapat dibuat lebih besar, karena pada
saat pembuatannya terjadi penyusutan bahan.
b.
Harganya lebih mahal tetapi lebih memenuhi persyaratan yang
diinginkan.
2.isolator gelas
Keuntungannya:
a.Lebih banyak dijumpai pemakaiannya
pada jaringan.
b.
Isolator gelas ini
harganya lebih murah bila dibandingkan dengan isolator porselin.
Kelemahannya :
a. Memiliki sifat mengkondensir (mengembun)
kelembaban udara, sehingga lebih mudah debu melekat dipermukaan isolator
tersebut.
b. Makin tinggi tegangan sistem
makin mudah pula terjadi peristiwa kebocoran arus listrik (leakage current)
lewat isolator tersebut,yang berarti mengurangi fungsi isolasinya
c. Saat terjadi kenaikan dan
penurunan suhu secara tiba-tiba, maka
isolator gelas ini akan mudah retak pada permukaannya
jenis-jenis isolator jaringan
1. 1. Isolator Jenis Pasak (pin type insulator).
Isolator jenis pasak (pin type
insulator), digunakan pada tiangtiang lurus (tangent pole) dan tiang sudur
(angle pole) untuk sudut 5° sampai 30°. Banyak terbuat dari bahan porselin
maupun bahan gelas yang dibentuk dalam bentuk kepingan dan bagian bawahnya diberi suatu pasak (pin) yang
terbuat dari bahan besi atau baja tempaan.
1. 2. Isolator Jenis Pos (post type
insulator)
Dibandingkan dengan isolator jenis pasak, isolator jenis pos ini lebih
sederhana perencanaannya. Diameternya lebih kecil dan tak menggunakan
kepingan-kepingan seperti isolator jenis pasak.
Isolator jenis pos ini bagian atasnya diberi tutup (cap) dan bagian
bawah diberi pasak yang terbuat dari bahan besi atau baja tempaan. Bahan yang
digunakan untuk isolator jenis pos ini terbuat dari bahan porselin basah yang
murah harganya.
Kekuatan mekanis isolator jenis pos ini lebih tinggi dibandingkan
isolator jenis pasak dan penggunaannya hanya pada jaringan ditribusi primer
untuk tiang lurus (tangent pole) pada sudut 5 ° sampai 15°. Isolator jenis pos
yang digunakan untuk jaringan distribusi 20 kV, memiliki tegangan tembus
sebesar 35 kV dengan kekuatan tarik (tensile strenght) sebesar 5000 pon.
3. Isolator Jenis Gantung
(suspension type insulator).
Isolator gantung (suspension insulator) terdiri dari sebuah piringan
yang terbuat dari bahan porselin, dengan tutup (cap) dari bahan besi tempaan
(melleable iron) dan pasaknya terbuat dari bahan baja yang diikatkan dengan
semen yang berkualitas, sehingga membentuk satu unit isolator yang berkualitas
tinggi.
Dibandingkan isolator jenis pasak, isolator gantung ini hanya mempunyai
satu piringan yang terbuat dari bahan porselin atau bahan gelas biru kelabu
(blue gray glaze). Dengan menggunakan
bahan gelas biru kelabu ini harga isolator dapat ditekan lebih murah dan dapat digunakan
untuk beberapa gandengan.
Umumnya isolator gantung dengan bahan gelas ini digunakan untuk jaringan
distribusi primer, sedangkan isolator gentung dari bahan porselin banyak
digunakan untuk gandengan-gandengan pada jaringan transmisi tegangan tinggi.
Satu piringannya
sebesar 15 KV, jika tegangan yang digunakan adalah 150 KV, maka jumlah
piring isolatornya adalah 10 piringan.
4. Isolator Jenis Cincin
(spool type insulator).
Isolator cincin bentuknya bulat berlubang ditengahnya seperti
cincin yang hanya terdapat satu atau dua lekukan saja yang seluruhnya terbuat
dari bahan porselin.
Isolator cincin ini tidak menggunakan pasak (pin) sehingga
isolator cincin memiliki kualitas tegangannya lebih rendah. Biasanya tak lebih
dari 3 kV. Isolator cincin ini besarnya tidak lebih dari 7,5 cm tinggi maupun
diameternya, yang dipasangkan pada jaringan distribusi sekunder serta saluran
pelayanan ke rumah-rumah.
Karakteristik Elektris isolator
Apabila tegangan yang diterapkan pada isolator yang ideal di
kedua elektroda., maka dalam waktu singkat arusnya yang mengalir terhenti dan
didalam bahan isolasi terjadi suatu muatan (Q). Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan tegangan (V) diantara kedua elektroda. Besarnya muatan itu adalah :
Q = C.V
Dimana nilai kapasitas C
tergantung pada nilai konstanta dielektrik dari suatu bahan uang terdapat
diantara kedua elektroda.
Makin tinggi nilai konstanta dielektrikum suatu bahan isolasi
makin besar kapasitansi isolasi tersebut.
Nilai konstante dilektrikum beberapa bahan
Macam-macam bahan
|
Ɛ
|
Macam-macam bahan
|
Ɛ
|
ebenit
|
2,8
|
parafin
|
2,1-2,5
|
fiber
|
2,5-5
|
kertas
|
2,0-2,6
|
gelas
|
5,4-9,9
|
porselin
|
5,7-6,8
|
mika
|
2,5-6,6
|
air
|
2,0-3,5
|
minyak
|
2,2-6,6
|
kayu
|
2,5-7,7
|
Selain
nilai konstante dielektrik yang mempengaruhi nilai kapasitansi, luas dan
tebalnya suatu bahan mempengaruhi juga nilai kapitansi tersebut. Makin besar
volume suatu bahan makin bertambah tinggi muatannya, dan makin besar nilai
kapasitansinya yang ditentukan dengan persamaan.
C=ε.A/π . 1/dπ
Dimana :
C =
kapasitansi suatu bahan (Farad)
ε = konstanta dilektrikum
A = luas permukaan bahan (m2 )
d =
diameter atau tebal bahan (m)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar